Irham Acho Bahtiar dan Para Pemain Film 'Coto Vs Konro'. (ist)
Pop.matamata.com - Sutradara Irham Acho Bahtiar mengawali tahun 2025 dengan merilis film karya terbarunya berjudul 'Coto Vs Konro' yang siap bersaing dengan film garapan Hanung Bramantyo yang juga menggarap film bertemakan kuliner.
Film keduanya juga akan tayang di Februari 2025.
"Saya tentunya optimis saja dengan karya saya dan siap bersaing, film ini mengangkat tentang drama keluarga dan soal kuliner khas Makassar, semoga saja film ini bisa booming atau box office," tutur Irham Acho Bahtiar di XXI Setiabudi Building, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2025).
Irham juga menjelaskan karyanya kali ini merupakan bentuk dedikasinya terhadap pembangunan daerah.
"Saya menggarap film ini semata-mata hanya untuk membangun daerah, bukan sekedar soal uang, daerah-daerah di Indonesia harus maju bukan sekedar tentang pembangunannya saja, tetapi juga soal seni, budaya dan perfilman juga," ungkap Irham.
Sutradara muda ini mengatakan jika film 'Coto Vs Konro' dibuat semenarik mungkin dengan menghadirkan bintang-bintang lokal berbakat.
"Talent-talent dari daerah juga banyak yang bagus, kita sudah melakukan beberapa screening film di beberapa daerah," tegasnya.
Untuk film 'Coto Vs Konro' dibuat dengan ending yang menggantung, sebab rencananya akan ada squel kedua film tersebut.
"Ending terakhir itu tokoh antagonis yang diperankan Rustam yang melakukan fitnah dengan menghancurkan bisnis Haji Matto itu hanya dipecat, nanti ada kelanjutan hukumannya sebagai efek jera," ucap Irham.
"Saya berterima kasih kepada Koh Partono 'Atung' Wiraputra dan banyak pihak malam ini akhirnya penantian 6 tahun terakhir bisa dinikmati banyak pihak dari media, KOL, para pejabat, KKSS, sahabat sinema dFI, serta para pejabat pemerintah yang terlihat menikmati premis dari film saya ini," sambung Acho sapaan akrab Irham Acho Bahtiar.
Putra Bone Sulsel dan Konawe Sultra ini mengatakan mengatakan dirinya dalam menggarap film tersebut mengedepankan budaya lokal.
"Saya itu memang belum pernah makan coto dan konro sebelumnya tapi karena ide dan gagasan brilyan mengharuskan saya ikut merasakan lezatnya makanan khas Bugis Makassar ini," jelas Acho.
Film 'Coto Vs Konro' ini diproduksi oleh DCU Production dan Rumah Semut Film ini akan tayang pada Kamis, 6 Februari 2025 dan melalui MTix, H-4 sudah dapat di pesan early bird.
Film ini dibintangi oleh Luthfi Sato, Awaluddin Tahir, Aty Kodong, Pieter Ell, Adit Triyuda, Nielam Amir, Andi Naufah Patadjangi, Anjas Chambank, Goenawan Monoharto, Zakaribo, Musdalifah Basri, Febby Putri Nilam Cahyani, Dodi Mahuze, Eddy Lagos, Ical Kate, Dani Brekelle, Ria Luthfi, Daeng Uki Nugraha, Chant Chiko Juwita, Bahar Merdu, Yuni Anggraeni, Muhammad Fahrul, Muis Ceska, Vanessa Hie dan lain sebagainya.
Film 'Coto Vs KOnro' ini menceritakan tentang di Kota Makassar, 'Coto Haji Matto' milik Haji Matto (Luthfi Sato) walau kecil namun sangat terkenal dan ramai dengan pengunjung apalagi khasnya menggunakan racikan resep turun temurun dari nenek moyangnya yang tak ada samanya dengan coto yang lain.
Suatu hari, datanglah Daeng Sangkala (Awaluddin Tahir) yang berniat untuk membeli warung 'Coto Haji Matto' dan berniat merenovasi serta mengembangkannya menjadi bisnis franchise Yang besar.
Haji Matto yang idealis menolaknya dengan keras dan langsung mengusir Daeng Sangkala dari warungnya.
Beberapa minggu kemudian, Daeng Sangkala kembali bersama istrinya Lina (Aty Kodong) dan anak-anaknya membuka restoran makanan Konro khas Makassar yang bernama 'Konro Daeng Sangkala', letaknya tepat di bekas ruko kosong yang berhadapan langsung dengan warung Haji Matto.
Menerapkan strategi promosi yang gencar dan pelayanan maksimal dengan merekrut Rustam (Pieter Ell) seorang Manajer dan Konsultan yang berpengaiaman meski sedikit licik, ama kelamaan manuver Konro Daeng Sangkala berhasil membuat pelanggan setia Haji Matto berpindah ke Daeng Sangkala.
Perseteruan keduanya semakin memanas seiring anak mereka Rizal (Adit Triyuda) dan Sara (Nielam Amir) yang mulai saling mendekat meskipun Rizal sebenarnya punya misi khusus dari Daeng Sangkala.
Gelak tawa bercampur haru menjadikan drama film tersebut menjadi adegan justru mensiratkan arti hidup sesungguhnya.