Mia Taksaka | MataMata.com
Chicco Jerikho (Suara.com/Sumarni)

Pop.matamata.com - Rumah produksi Umbara Brothers Film baru saja memproduksi film terbarunya berjudul 'Ozora' yang mengangkat salah satu kasus kriminal paling mencuat dalam beberapa tahun terakhir yakni penganiayaan brutal yang dilakukan Mario Dandy terhadap David Ozora.

Film ini memperkuat posisi Umbara Brothers Film sebagai rumah produksi yang konsisten menyuarakan kritik sosial lewat medium sinema setelah sebelumnya sukses dengan film 'Vina Sebelum 7 Hari' ditonton lebih 5,8 juta penonton sebelum 'pamitan' dari bioskop Indonesia.

Jumlah penonton film 'Vina Sebelum 7 Hari' membawanya menjadi film terlaris kedua di tahun 2024.

Bila dikerjakan dengan sensitivitas dan tanggung jawab etis yang tinggi, film 'Ozora' bisa menjadi karya penting dalam lanskap perfilman nasional baik dari sisi artistik maupun sosial.

Film 'Ozora' karya terbaru dari sutradara Anggy dan Bounty Umbara, menghadirkan kisah nyata yang begitu menggugah tentang perjuangan Jonathan dalam menyelamatkan dan memperjuangkan keadilan bagi anaknya, David Ozora (16), korban penganiayaan brutal oleh anak pejabat tinggi negara di Jakarta Selatan.

Tragedi yang menimpa David membuatnya koma dan menjadi perhatian publik.

Bersama dua sahabatnya, Mellisa (38) dan Rustam (45), Jonathan berjuang melawan sistem hukum yang timpang, sementara masyarakat lintas agama bersatu dalam doa memohon kesembuhan David.

Lebih dari sekadar kisah perjuangan, OZORA adalah refleksi sosial tentang kekuasaan, elitisme, dan keberanian orang kecil dalam menghadapi ketidakadilan.

Film ini menyoroti bahwa 'people power exists' ini kekuatan masyarakat dapat menjadi cahaya di tengah gelapnya sistem yang tak berpihak".

"Film ini lahir dari keresahan pribadi atas fenomena anak-anak yang merasa diri mereka lebih Superior terhadap yang lainnya. Sebuah cermin untuk mengingatkan kita bahwa Bullying dan Power Abuse tidak boleh terulang kembali di negeri ini," jelas Anggy Umbara di Kemang Village, Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2025).

Ia juga menegaskan bahwa tujuannya adalah untuk membuka ruang diskusi mengenai kekerasan, privilege, dan ketimpangan sosial yang sering kali tidak disadari masyarakat.

"Kita tidak sedang menghakimi siapa-siapa dalam film ini, tapi lebih ingin membuka ruang dialog: bagaimana bisa kasus semacam ini terjadi, dan apa peran masyarakat dalam mencegahnya?" jelas Anggy Umbara.

Chicco Jerikho (instagram)

Sementara itu, bintang film Chicco Jerikho memerankan Jonathan dengan penuh emosi dan empati.

Suami Putri Marino ini tampil mencuri perhatian dengan peran intens dan fisik bertato, mencerminkan karakter penuh konflik.

Sebagai seorang ayah, dia bisa ngerasain sakitnya kehilangan harapan tapi tetap harus kuat demi anak.

"Peran ini sangat personal buat saya dan ketika bawain emosi harus karena saat ini bung Jo ini ada kecewa sedih tapi harus keliatan tegar dan pasrah dengan keadaan bagaimana cara bawain pas gak berlebihan," ucap  Chicco Jerikho.

Tak hanya Chicco Jerikho, aktor dan artis lainnya yang terlibat yaitu Muzakki Ramdhan yang berperan sebagai David Ozora, Erdin Werdrayana, Tika Bravani, Donny Damara, Annisa Kaila serta Mathias Muchus.

Film ini bukan hanya mengangkat kisah nyata kekerasan dan hukum, tapi tentang cinta, doa, dan keikhlasan seorang ayah.

Melalui OZORA, penonton diajak merenung bahwa kekuatan sejati lahir dari hati yang tidak menyerah dan bahwa keadilan untuk satu orang bisa berarti harapan untuk banyak orang dimana film ini akan tayang mulai 4 Desember 2025 di bioskop seluruh Indonesia.