Ade Wismoyo Shevinna Putti | MataMata.com
Pinkan Mambo di kawasan Cikajang, Jakarta, Selasa (8/11/2022). (MataMata.com/Adiyoga Priyambodo)

Pop.matamata.com - Pinkan Mambo lagi-lagi membahas soal kesulitan-kesulitan dalam hidup yang membuatnya tak bisa bertindak tegas ketika anaknya, MA mengalami pelecehan seksual. Dimana pelakunya adalah suaminya sendiri, Steve Wantania.

Pada waktu itu, Pinkan Mambo juga sedang berjuang dengan dirinya sendiri yang merasa tertekan oleh seseorang selama bertahun-tahun. Kondisi itu pula yang membuatnya memiliki dua kepribadian berbeda ketika berada di depan publik dan tidak.

"Saya itu sebenarnya punya dua karakter, yaitu pede banget dan saya sakit yang masih ada trauma gitu lho. Makanya Pinkan di depan kamera berusaha kuat," kata Pinkan Mambo dalam Youtube Melaney Ricardo.

Pinkan Mambo mengatakan kala itu hidupnya tertekan karena sedang dikejar debt collector sekaligus membayar sekolah anak-anaknya.

Pinkan Mambo. (Instagram/pinkan_mambo)

Mantan Duo Ratu ini juga semakin tertekan dan tak kuat mental ketika media menyorot kehidupannya yang sudah jauh berbeda, dari seorang penyanyi terkenal menjadi penjual pisang goreng demi melanjutkan hidup.

Belum lagi, Pinkan Mambo juga harus mengetahui anaknya mengalami pelecehan seksual di waktu yang bersamaan.

"Nah waktu itu Pinkan dalam kondisi sangat tertekan dan saya dengar M****** mengalami hal itu ya hancurlah saya sebagai ibu," kata Pinkan Mambo.

Karena itu, Pinkan Mambo menyebut dirinya memiliki 2 kepribadian, yang terlihat ceria ketika berada di depan kamera dan sangat tertekan dengan beban hidupnya ketika tak tersorot kamera.

"Pribadi yang tertekan dengan semua beban hidup aku. Ya mungkin salah keputusan sih. Aku punya satu hal yang salah keputusan. Tuhan udah bilang di ajaran agama aku, hal ini nggak benar tapi aku tetap memaksa menikah," jelas Pinkan Mambo.

Namun, Pinkan Mambo tidak menjelaskan keputusan salah apa yang diambilnya, karena tak ingin menjelek-jelekan suaminya.

Kontroversi Pinkan Mambo (Instagram/@pinkan_mambo)

Semua tekanan itulah yang membuat Pinkan Mambo merasa otaknya tak mampu berpikir untuk mengambil tindakan tegas dalam kasus pelecehan seksual yang dialami anaknya, MA.