Ade Wismoyo | MataMata.com
Ria Ricis. (Instagram/riaricis1795)

Pop.matamata.com - Ria Ricis Ajak Anaknya Sekolah Sampai Merengek dan Menangis, Dinilai Memaksakan: Kasihan Moana.

Ria Ricis tak kapok untuk membagikan momen bersama putrinya, Cut Raifa Aramoana alias Moana, meskipun kritik kerap ia terima terkait gaya parenting yang ia terapkan pada sang buah hati.

Lewat media sosialnya, Ria Ricis membagikan momen tatkala menyekolahkan putrinya. Aktivitas yang dilakukan pun beragam mulai dari belajar merangkak hingga berjalan.

Ria Ricis merekam aksi Moana yang begitu aktif saat bersekolah. Bocah berusia belum genap setahun tersebut sibuk mengeksplor setiap sudut ruang.

Awalnya, ia menuai pujian lantaran Moana terlihat anteng dan tak menangis. Namun, kritikan bermunculan usai Ria Ricis mengunggah video tatkala putrinya menangis saat diajak berjalan oleh para guru.

Dalam video tersebut, Moana yang memakai dress merah tampak didampingi oleh kedua guru lelaki untuk berjalan menyamping seperti kepiting.

Sementara itu, Ria Ricis terlihat mengawasi dan memberi semangat Moana tidak jauh dari tempat berlatih.

Tak terlihat ceria dan aktif seperti biasa, Moana justru menampilkan ekspresi tak nyaman hingga menangis dan berteriak kencang. Rengekan tersebut berhenti tatkala Ria Ricis memeluknya.

Menurut Ria Ricis, tangisan putrinya tersebut terjadi lantaran diajari oleh orang lain.

"Nangis kalau yang ajarin bukan Bu Icis," tulis adik Oki Setiana Dewi sebagai keterangan.

Video ini dibagikan ulang oleh akun Instagram lambe__danu dan dibanjiri komentar dari warganet.

"Kasihan Moana," komentar seorang warganet.

"Ngga usah maksakan anak kayak gitu, akan ada waktunya anak bisa jalan masih 6 bulan belum fasenya. Ajarkan buat sensorik dan motorik aja," tulis warganet lain.

"Dia emang ibu Moana, tapi harusnya bisa melihat bagaimana respon Moana. Dia terlihat tidak nyaman. Kenapa sih kok terkesan memaksakan, biar apa? Biar dapat sanjungan dari orang lain?" kritik salah satu warganet.

"Itu Moana sampe nangis-nangis loh," tambah warganet yang berbeda. (Rafidah Raihany)