Uut Permatasari dan Tri Goffarudin Pulungan (Instagram @uutpermatasari)
Pop.matamata.com - Menjadi istri seorang perwira polisi, Uut Permatasari tak selamanya bisa hidup di atas standar kelayakan.
Penyanyi dangdut ini sekarang tinggal di sebuah kos-kosan di Bali karena harus ikut dinas suaminya, Tri Goffarudin Pulungan.
Uut Permatasari mengatakan, dirinya tak masalah harus hidup prihatin karena ia sudah terbiasa dengan hidup apa adanya.
"Saya itu orangnya apa adanya dari dulu. Tidak ada yang disandiwara-sandiwara. Saya juga gak suka yang berkamuflase," tutur Uut Permatasari di Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Tentu saja, Uut juga harus setia mendampingi suami sebagai abdi negara. Ke mana pun mutasi dinasnya, ia akan ikut serta.
Kalo istri abdi negara kan emang pindah-pindah dinasnya. Dia menjalankan amanah yang diberikan pimpinan. Saat itu suami pindah dari Sulsel ke Polda Bali," kata pemilik Goyang Ngocor ini.

Uut mengaku dirinya harus menyesuaikan diri selama menjadi istri Tri Goffarudin Pulungan. Apalagi, hidup di Bali butuh biaya yang tinggi sehingga ia harus pintar mengatur keuangan.
"Soalnya kalau di Bali kan rumah mahal-mahal, terus kita belum dapat asrama, jadi kita ngekos," tutur pelantun Putri Panggung ini.
Kosan yang ditinggali Uut dan keluarga juga terbilang sempit, dia bersama suami dan kedua anaknya, Rafif Athallah Pulungan dan Rafaizan Rakhan Athallah Pulungan kadang harus tidur berdesakan di satu kasur.
"Jadi tempat tidur yang ukuran 160 itu, buat tidur berempat, aku, suamiku anakku dua," kata Uut.
Terkadang, dirinya mengalah tidur di bawah pakai kasur kecil. "Kadang-kadang aku tidur di bawah, aku dibelikan kasur dibawa yang kecil biasa."

Uut Permatasari dan keluarga sudah 6 bulan tinggal dikosan. Kendati demikian, Uut tetap bersyukur apalagi punya suami yang baik hati.
"Suami aku baik banget jadi aku sayang banget. Jadi, ya sudah enggak apa-apa (tinggal dikosan). Mudah-mudahan dapat asrama," kata Uut.
Uut juga tak merasa susah tinggal di kosan kecil karena orangtua selalu mengajarkannya hidup sederhana.
"Walaupun kita punya si mbak, art yang bantu kita (tetap hidup sederhana)," kenang Uut Permatasari. (*)