Kaesang dan Erina Gudono di acara upacara pengibaran bendera merah putih (youtube)
Pop.matamata.com - Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep rupanya berhasil menang dalam kategori busana terbaik pada upacara peringatan HUT ke-78 RI di Istana Negara.
Hadir bersama istri tercinta, Erina Gudono, lelaki yang menekuni dunia bisnis itu tampil dengan baju adat Kawasaran yang berasal dari daerah Minahasa, Sulawesi Utara.
Pada momen tersebut, keduanya kompak mengenakan busana dengan dominasi warna merah tersebut. Baik Kaesang maupun Erina juga mengenakan aksesoris penunjang mulai dari hiasan kepala, kalung, sabuk, hingga pedang dan juga perisai.
Tak disangka, saat pengumuman pemenang busana adat terbaik nama Kaesang disebut pada urutan ke-4 dari total 5 pemenang yang dipanggil.
Saat kamera menyorot ke arahnya, Kaesang mulanya hanya tersenyum tipis seolah terkejut dan kemudian tertawa malu. Hal ini berkebalikan dengan Erina Gudono yang justru heboh mengetahui suaminya menang.
Pada momen ini, Kaesang bersama dengan keempat pemenang lain diminta maju ke depan untuk pemberian hadiah spesial yang disebut-sebut telah dipersiapkan khusus oleh Presiden Joko Widodo.

Usut punya usut, hadiah tersebut merupakan sebuah sepeda untuk masing-masing pemenang.
Sontak saja akun Instagram Kaesang Pangarep ramai digeruduk warganet. Tak sedikit warganet yang mengucapkan selamat atas terpilihnya Kaesang sebagai salah satu dari pemenang busana adat terbaik.
"Akhir nya jadi pemenang..asyik asyik pulang bawa sepeda," tulis seorang warganet. "Selamat ya Mas Kaesang menang penghargaan 5 busana terbaik, dapet sepeda dari Bapak Presiden ," komentar salah satu warganet.
"Cie dapet sepeda," celetuk warganet lain. "Mas giveaway mas sepedanya," seloroh warganet yang berbeda.
Baca Juga: Yuni Jasmine Pengen Punya Wajah Mirip Barbie Tapi Dagunya Malah Mirip Telur Puyuh

Selain itu melalui akun Instagramnya, Kaesang dan Erina Gudono juga menjelaskan makna terkait baju adat yang dikenakan. Dijelaskan dalam unggahan tersebut bila busana yang dikenakan dapat diartikan sebagai pelindung.
Keduanya pun memilih menggunakan busana adat ini sebagai lambang penghormatan kepada para Waaney atau ksatria bangsa yang telah berjuang melawan penjajah.