Vonis Mati Ferdy Sambo Dibatalkan, Tretan Muslim: Hukum di Indonesia Pay to Win

Tretan Muslim mengungkap bahwa hukum di Indonesia hanya tajam ke bawah, apalagi untuk nenek-nenek.

Rezza Rachmanta | MataMata.com
Jum'at, 11 Agustus 2023 | 15:47 WIB
Usai vonis mati Ferdy Sambo dibatalkan, Tretan Muslim kritisi hukum di Indonesia. (YouTube Tretan Universe)

Usai vonis mati Ferdy Sambo dibatalkan, Tretan Muslim kritisi hukum di Indonesia. (YouTube Tretan Universe)

Pop.matamata.com - Publik terhenyak usai mengetahui bahwa vonis mati Ferdy Sambo dibatalkan. Komika Tretan Muslim memberikan sindiran telak menanggapi keputusan MA.

Pelawak tunggal sekaligus aktor tersebut mengungkap bahwa hukum di Indonesia "pay to win". Perlu diketahui, istilah "pay to win" akrab bagi para gamer.

Game pay to win biasanya adalah game yang membutuhkan uang dalam membeli item atau skin untuk meraih kemenangan. Tretan Muslim menyamakan hukum di Indonesia seperti game MOBA dan FPS populer yang digandrungi anak muda.

Sebagai informasi, Mahkamah Agung (MA) mengabulkan kasasi Ferdy Sambo atas putusan hukuman mati dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Mengingat kasasi dikabulkan, Ferdy Sambo tak jadi dihukum mati dan menjadi pidana penjara seumur hidup. Tretan Muslim buka suara serta menantang konten kreator untuk menyindir hukum di Indonesia.

"Makan dimsum bersama donat, hukum kok disunat? Chuakss. Saya yakin nggak ada konten kreator yang berani bicara kasus Ferdy Sambo. Karena semua pasti hanya berani komen di postingan Lambe Turah. Banyak postingan yang semua komen. Tapi saya yakin tidak ada konten kreator yang berani mempertanyakan hukum di Indonesia," kata Tretan Muslim dikutip dari YouTube Tretan Universe, Jumat (11/08/2023).

Usai vonis mati Ferdy Sambo dibatalkan, Tretan Muslim kritisi hukum di Indonesia. (YouTube Tretan Universe)
Usai vonis mati Ferdy Sambo dibatalkan, Tretan Muslim kritisi hukum di Indonesia. (YouTube Tretan Universe)

 

Pria bernama asli Aditya Muslim ini berpendapat bahwa hukum di Indonesia cukup aneh. Ia juga memperlihatkan gerakan parodi yang menyiratkan adanya "kongkalikong" dalam memberikan keputusan hukum.

"Ferdy Sambo ini kan awalnya akan dihukum mati, tapi disunat. Hukumannya disunat. Nggak cuma dia, ada beberapa orang yang terlibat, juga dapat potongan. Malah yang aneh, adalah pengacaranya Brigadir J katanya kena ITE atau apa ketangkap. Sedangkan geng-gengnya Ferdy Sambo pada disunat semua. Kuat Ma'ruf juga pasti disunat pasti karena kuat.. (peragakan parodi). Kita tahulah semua ya teman-teman, nggak usah peneliti hukum dunia untuk melihat," sambungnya.

Tretan Muslim menilai bahwa kita tak perlu mengundang pengamat untuk memprediksi keputusan hukum di Indonesia. Ia berpendapat, hukum di Indonesia semacam pay to win (membayar untuk menang).

Baca Juga: Postingan Anak Ferdy Sambo Banjir Hujatan: Enak Ya Dapat Promo 8.8 Hukuman Bapak Mamaknya

"Tidak perlu pengamat amnesti atau pengamat hukum internasional untuk tahu di Indonesia bahwa hukum memang..(peragakan parodi). Hukum di Indonesia setara Mobile Legends, pay to win. Setara Point Blank, pay to win," kata Tretan Muslim.

Ia menilai, hukum di Indonesia hanya akan menyakiti masyarakat kecil, namun tumpul ke atas. "Itu semacam jadi rahasia umum lah, kalau hukum di Indonesia ini katanya bahwa tumpul ke atas tajam ke bawah. Itu menurut saya nggak bener sih. Hukum di Indonesia itu tumpul ke atas, runcing tembus ke bawah. Kalau ke bawah tuh tombaknya tembus sampai ke palung laut tuh cep! cep! Orang miskin, cep! Nenek-nenek pencuri cokelat, cep!" pungkasnya.

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI