Pop.matamata.com - Bukan Cuma Masalah Pernafasan, Nani Wijaya Juga Terserang Bakteri Sebelum Meninggal.
Aktris Senior Nani Wijaya ternyata bukan hanya mengalami masalah pernapasan sebelum meninggal dunia. Artis yang meninggal di usia 78 tahun itu juga terserang bakteri imbas infeksi di bagian paru-paru.
"Gara-gara infeksinya belum sembuh, akhirnya ada bakteri," kata salah seorang putri Nani Wijaya, Cahya Kamila ditemui di TPU Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/3/2023).
Baca Juga: Keluarga Ungkap Detik-Detik Nani Wijaya Meninggal: Dia Tersenyum dan Melambaikan Tangan
Tidak disebutkan oleh Cahya Kamila, jenis bakteri apa yang menyerang Nani Wijaya. Bintang film Doa yang Mengancam itu kesulitan melafalkan namanya. "Apa gitu namanya, pokoknya bakteri," ujar Cahya Kamila.
Yang pasti, keberadaan bakteri tersebut memberikan pengaruh besar bagi fisik Nani Wijaya. Kondisi kesehatan yang sudah menurun sejak sepekan ke belakang dibuat semakin drop oleh bakteri itu. "Jadi makin menurun terus kondisinya," imbuh Cahya Kamila.
Puncaknya, Nani Wijaya dinyatakan kritis hingga meninggal dunia, Kamis (16/3/2023) pada pukul 03.28 WIB.
Baca Juga: Ucap Salam Perpisahan, Anak Nani Wijaya Lambaikan Tangan ke Liang Lahat Ibunda saat Pemakaman
Sebagaimana diketahui, Nani Wijaya dirawat di RSUP Fatmawati, Jakarta sejak 1 Maret 2023 akibat sesak napas. Kondisinya sempat membaik di sepuluh hari pertama berkat bantuan alat pernapasan atau ventilator.
Hanya saja, penggunaan ventilator tidak boleh lebih dari sepuluh hari. Sehingga pada hari ke-11 perawatan, Nani Wijaya tidak boleh lagi memakai ventilator dan kondisinya terus menurun.
Oleh keluarga, jenazah Nani Wijaya awalnya akan dimakamkan di Pesantren Al Ihya, Batu Tapak, Ciomas, Bogor. Di sana, terdapat makam putrinya, Sukma Ayu serta mendiang suaminya, Misbach Yusa Biran.
Baca Juga: LIVE: Suasana Pemakaman Artis Senior Nani Wijaya
Namun rencana pemakaman Nani Wijaya berubah setelah jenazah sampai rumah duka. Keluarga ingin memakamkan ibu mereka di lokasi yang tidak jauh dari rumah, di TPU Babakan Madang. (Adiyoga Priyambodo)
