Pop.matamata.com - Lina Mukherjee Ngomel Dihujat usai Makan Babi, Malah Merepet soal Ustaz Poligami.
Lina Mukherjee menjadi sorotan karena konten makan babi yang ia buat. Banyak yang menyayangkan kelakuan penggemar Bollywood ini. Apalagi ia diketahui adalah seorang muslim.
Namun, alih-alih menyesal, Lina Mukherjee malah balik marah-marah ke netizen. Ia mengatakan jika orang muslim yang menghujatnya juga tidak sepenuhnya suci. Karena manusia adalah pendosa, namun dengan caranya masing-masing.
Baca Juga: 5 Kontroversi Lina Mukherjee, Sengaja Makan Babi hingga Pernah Ejek Wajah Lesti Kejora
"Sekarang gini ya, gue muslim gue makan babi gue dosa," kata Lina Mukherjee dalam live TikToknya yang diunggah akun @nuuy91, Senin (13/3/2023).
Perempuan yang sempat dikabarkan dekat dengan Saiful Jamil ini meminta orang untuk berlebihan menghujatnya. Karena menurutnya, tak ada manusia di dunia ini yang suci. Ia membanggakan dirinya karena sudah bersikap jujur karena mengakui sudah makan babi.
"Lu muslim pernah berzina nggak? Dosa yang lain? Apakah kamu suci 100 persen? Bisa aja kamu nipu orang, bisa aja kamu durhaka, bisa aja kamu pelit. Banyak lah, manusia itu pendosa guys," katanya.
Baca Juga: Profil Lina Mukherjee, Disebut Makan Babi Demi Konten
"Udahlah, nggak usah kalian terlalu berlebihan, too much gitu. Manusia itu pendosa, nggak ada yang suci di dunia ini. Tapi, setidaknya aku jujur dan itulah yang aku lakukan gitu lho," lanjutnya.
Ia bahkan menyinggung seorang pemuka agama juga pernah melakukan dosa. Salah satunya adalah ustaz yang tidak izin ke istri pertama saat menikah lagi.
"Nggak ada manusia yang nggak berdosa, ustaz aja berdosa. Kadang ustaz istrinya dua, kadang ustaz istrinya tiga. Walaupun di muslim dihalalkan, tapi mereka nggak izin istri pertama kadang-kadang," ujar Lina Mukherjee.
Baca Juga: Lina Mukherjee Ngakak Makan Babi Bolak-balik Demi Konten, Auto Dihujat: Keimanannya Dicabut
Di sisi lain, menurutnya makan babi bukanlah sesuatu yang buruk dibandingkan dengan narkoba. Ia siap menanggung dosa akibat apa yang dilakukan sehingga meminta orang lain tak mengurusi hidupnya. (Muchammad Yani)