Puspita | MataMata.com
Inara Rusli Dapat Apresiasi Saat Bicara Korban KDRT dalam Era Toxic Patriarki (Instagram/@mommy_starla).

Pop.matamata.com - Baru-baru ini beredar cuplikan video singkat yang menghadirkan Inara Rusli dalam sebuah podcast membahas tentang salah satu selebgram korban KDRT (Cut Intan), lebih pilih speak up di medsos dengan unggah bukti CCTV kekerasan.

Sebagai seorang wanita yang sempat mengalami masalah rumah tangga, hingga berujung pada perceraian. Inara Rusli secara spontan mendukung keputusan selebgram tersebut, dengan memaparkan alasan masuk akal sesuai realita zaman sekarang.

Bahkan gaya bicara Inara Rusli saat berpendapat disebut jenius, khususnya dalam hal pemilihan kosakata, pantas banget kalau menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan

Wanita blasteran yang satu ini mengungkapkan kalau hal-hal berhubungan dengan masalah dalam rumah tangga, seperti kekerasan fisik, verbal, mental, perselingkuhan, endingnya pihak perempuan selalu disalahkan. Sehingga banyak sekali korban jadi enggan bicara, lebih baik memendam sendiri atau curhat di medsos.

Pilihan menumpahkan masalah rumah tangga pakai medsos memang sering dianggap sebelah mata, seolah jadi mengumbar air pribadi, padahal sebagai wujud pelimpahan kebuntuan atau kebingungan saat lingkungan sekitar tidak mendukung.

Inara Rusli Saat Menyampaikan Wanita Korban KDRT dalam Era Toxic Patriarki(Instagram/@rumpi_gosip).

Ujung-ujungnya kalau cerita malah dicecar berbagai pertanyaan yang tidak masuk akal, sampai bermuara pada pernyataan pewajaran terhadap tindakan pelanggaran sikap, adat istiadat maupun agama. Apalagi sekarang kita hidup dalam era Toxic Patriarki.

"Aku setuju, karena apa secara teori mungkin orang bisa bilang: kenapa nggak lapor polisi, kenapa nggak ajukan gugatan cerai. Ini sesuai manual book ya. Kenapa nggak cerita sama keluarga", ungkap Inara dalam unggahan Instagram @rumpi_gosip pada (5/11/2024).

"Masalahnya kalau cerita ke keluarga, mereka nggak supportive itu gimana. Karena notabene kita hidup di zaman Toxic Patriarki. Karena apapun yang terjadi dalam rumah tangga, orang pasti akan menyalahkan pihak perempuannya", jelasnya.

Mantan istri Virgoun ini juga mengungkapkan kalau terkadang pertanyaan lebih menyudutkan wanita saat masalah rumah tangga menimpa, kesannya itu jadi seperti menyalahkan satu pihak saja, hingga mewajarkan perbuatan buruk.

"Pasti yang ditanyakan pertama kali pada kasus rumah tangga adalah pihak perempuannya. Kamu bener nggak melayani suami, kamu memang ngapain kok bisa dipukul, kamu memang ngapain kok bisa diselingkuhi. Loh itu kan sama aja kita mewajarkan orang ngelakuin mencuri ketika dia lapar", paparnya.

Inara Rusli (Instagram/@mommy_starla).

Inara menyebut bahwa tidak seharusnya perbuatan salah atau melanggar aturan seolah menjadi wajar, apalagi sampai merugikan pihak lain, hingga terkesan intimidasi satu pihak saja.

"Betul dia lapar tapi kan bukan berarti harus mencuri. Jangan menormalisasi perbuatan yang melanggar hukum, melanggar adat istiadat dan agama gitu loh, untuk satu hal yang mereka anggap wajar", kata Inara.

Pendapat tersebut, sontak mendapat apresiasi banyak perempuan, bahkan penjelasan Inara tersebut memang benar adanya, sesuai fakta yang akhir-akhir ini sering terjadi di masyarakat.

"Setuju banget dan mirisnya yang mempertanyakan hal-hal kayak gitu, kebanyakan itu sesama perempuan loh. Kayak: 'Ah dia itu nggak bener ngurusin suaminya, dll',", komentar @ itsmeanggun_17.

"Saya setuju perempuanlah yang selalu salah, laki-laki selalu paling benar, paling sempurna", imbuh @yudithalie.

Selain itu, penjelasan yang disampaikan Inara benar-benar bukan asal ngomong, pemilihan kosakata sangat hati-hati, sesuai pengalaman wanita yang sudah berumah tangga. Sampai disebut cocok bagaikan Menteri.

"Inara cocok jadi Menteri Pemberdayaan Perempuan, dia jenius banget kosakatanya", tulis @monzanyakak.